Rp68.000
Era pascareformasi scharusya bisa kita maksimalkan sebagai upaya menentukan perjalanan bangsa ke arah yang lebih baik. Namun, nyatanya apa yang terjadi di realitas kescharian kita berbeda: kita semakin gamang dan kabur.
Di sisi lain, berbagai ragam ideologi berkembang dan tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Di tengah kondist seperti ini, masyarakat yang putus asa cenderung memilih ideologi alternatif sebagai cara pandang mengatasi persoalan sasial ekonomi.
Atas dasar trauma pada era Orde Baru, masyarakat pin memilih ideologi lain ketimbang Pancasila sebagal dasar ndangan hidup. Masyarakat trauma dengan ide “asas tunggal” yang menjadikan tafsiran Pancasila oleh negara adalah yang paling benar, alagi ketika dasar negara dikaitkan dengan agama.
Belum lagi, cologi alternatif yang cenderung ekstrem dan mengandung nuansa mordialisme yang kuat, kang kini agaknya cukup banyak diminati alah juga satu dari sektan banyak dampak atas kurang tepatnya gara mengatasi radikalisme dengan tindakan radikal.
Tentu, Lidakan yang demikian menjadi akar turunnya kepercayaan masvarakat terhadap institusi negara dan Pancasila sebagai dasar negara.
Oleh sebab itu, sangatiah wajar bila diskursus tentang Pancastla dihidupkan lagi, bukan untuk mengulang sejarah, melainkan bagaimana meletakkan kembali Pancasila secara proporsional dan kontekstual sesuai dengan semangat zaman.
Kamu bisa beli buku ini via:
Kamu bisa beli buku ini via: